Penyakit asam urat seringkali memberikan peringatan dini melalui timbulnya gejala nyeri sendi yang hebat dan datang secara tiba-tiba. Kondisi ini menandakan adanya penumpukan kristal asam urat di dalam persendian, yang memicu peradangan dan rasa sakit yang intens. Berdasarkan laporan dari Klinik Reumatologi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi Semarang pada awal Juni 2025, mayoritas pasien yang baru terdiagnosis asam urat melaporkan gejala awal berupa serangan nyeri sendi yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gejala nyeri sendi akibat asam urat memiliki karakteristik yang khas. Serangan seringkali terjadi pada malam hari dan mencapai puncak intensitasnya dalam beberapa jam. Sendi di pangkal ibu jari kaki adalah lokasi yang paling umum terkena, namun tidak menutup kemungkinan menyerang sendi lain seperti pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan, dan jari-jari. Rasa sakit yang dirasakan penderita asam urat seringkali digambarkan sebagai nyeri yang menusuk, panas, dan berdenyut, disertai dengan kemerahan, pembengkakan, dan rasa hangat pada sendi yang meradang. Bahkan sentuhan ringan pada area tersebut dapat terasa sangat menyakitkan.
Penyebab utama timbulnya asam urat adalah kadar asam urat yang berlebihan dalam darah (hiperurisemia). Asam urat merupakan produk sisa metabolisme purin, yang secara alami terdapat dalam tubuh dan juga dalam berbagai jenis makanan. Normalnya, asam urat akan larut dalam darah dan dikeluarkan oleh ginjal melalui urine. Namun, ketika produksi asam urat melebihi kemampuan ginjal untuk mengeluarkannya, atau jika ginjal tidak berfungsi optimal, kadar asam urat dalam darah akan meningkat dan membentuk kristal-kristal tajam di persendian.
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya hiperurisemia dan asam urat. Pola makan tinggi purin, yang banyak ditemukan dalam daging merah, jeroan, makanan laut tertentu (seperti kerang dan sarden), serta minuman manis dan beralkohol, dapat memicu peningkatan produksi asam urat. Obesitas juga berkontribusi karena sel-sel lemak menghasilkan lebih banyak asam urat dan menghambat pengeluarannya oleh ginjal. Faktor genetik juga berperan, di mana individu dengan riwayat keluarga asam urat memiliki risiko yang lebih tinggi. Selain itu, kondisi medis tertentu seperti penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, dan diabetes dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam tubuh. Beberapa jenis obat-obatan, seperti diuretik, juga dapat meningkatkan kadar asam urat sebagai efek samping.
Mewaspadai gejala awal asam urat, terutama nyeri sendi hebat yang datang tiba-tiba, sangat penting untuk diagnosis dini dan penanganan yang tepat. Jangan menunda konsultasi dengan dokter jika mengalami gejala tersebut. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin merekomendasikan tes darah untuk mengukur kadar asam urat serta pemeriksaan penunjang lainnya jika diperlukan. Penanganan asam urat bertujuan untuk meredakan nyeri saat serangan akut dan mencegah serangan berulang serta komplikasi jangka panjang seperti kerusakan sendi (artritis gout) dan pembentukan batu ginjal. Pengaturan pola makan rendah purin, menjaga berat badan ideal, menghindari alkohol, dan mengonsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter merupakan langkah-langkah penting dalam mengelola asam urat dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya.