Chikungunya adalah penyakit virus yang penyebab ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini juga merupakan vektor utama penyakit demam berdarah dan Zika. Nama “Chikungunya” sendiri berasal dari bahasa Swahili yang berarti “melengkung ke atas,” merujuk pada postur tubuh penderita yang sering membungkuk akibat nyeri sendi yang hebat. Memahami pengertian dan penyebab penyakit ini sangat penting untuk upaya pencegahan dan pengendaliannya.
Secara sederhana, Chikungunya adalah infeksi virus (virus Chikungunya atau CHIKV) yang ditularkan melalui perantara nyamuk. Virus ini termasuk dalam genus Alphavirus dan famili Togaviridae. Ketika nyamuk Aedes betina menggigit seseorang yang terinfeksi virus Chikungunya, virus tersebut akan berkembang biak di dalam tubuh nyamuk. Selanjutnya, saat nyamuk yang terinfeksi ini menggigit orang lain, virus akan ditularkan ke orang tersebut, menyebabkan penyakit Chikungunya.
Penyebab utama penyakit Chikungunya adalah gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang membawa virus Chikungunya. Kedua jenis nyamuk ini aktif menggigit pada siang hari (day-biting) dan sering ditemukan di area pemukiman manusia, terutama di tempat-tempat penampungan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, ban bekas, dan wadah-wadah lainnya yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.
Penyebaran Chikungunya sangat dipengaruhi oleh populasi nyamuk vektor dan pergerakan manusia. Daerah dengan kepadatan nyamuk Aedes yang tinggi dan mobilitas penduduk yang aktif memiliki risiko penyebaran Chikungunya yang lebih besar. Selain itu, tidak adanya kekebalan sebelumnya terhadap virus Chikungunya dalam suatu populasi juga dapat memicu terjadinya wabah.
Penting untuk membedakan Chikungunya dengan penyakit lain yang memiliki gejala serupa, seperti demam berdarah dan Zika. Meskipun sama-sama ditularkan oleh nyamuk Aedes, ketiga penyakit ini disebabkan oleh virus yang berbeda dan memiliki karakteristik klinis yang bervariasi. Gejala khas Chikungunya adalah nyeri sendi yang parah (artralgia), yang seringkali melumpuhkan dan dapat berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Gejala lain yang mungkin menyertai adalah demam mendadak, sakit kepala, nyeri otot, ruam kulit, dan kelelahan.
Dengan memahami bahwa gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi adalah penyebab utama Chikungunya, upaya pencegahan yang fokus pada pengendalian populasi nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk menjadi sangat penting untuk melindungi diri dan komunitas dari penyakit ini.