Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gresik Berita Meninjau Semua Obat yang Diberikan

Meninjau Semua Obat yang Diberikan

Langkah pertama dalam proses ini adalah meninjau semua obat yang diberikan kepada pasien, baik itu obat resep, obat bebas (OTC), suplemen herbal, atau bahkan vitamin. Seringkali, pasien menerima obat dari beberapa dokter spesialis atau fasilitas kesehatan yang berbeda, yang dapat mengakibatkan duplikasi terapi atau potensi interaksi yang merugikan.

Meninjau komprehensif ini bertujuan untuk:

  • Mengidentifikasi Duplikasi: Memastikan tidak ada obat yang sama atau sejenis yang diresepkan dua kali.
  • Menilai Kepatuhan: Memahami apakah pasien mengonsumsi obat sesuai anjuran.
  • Mengevaluasi Efektivitas: Apakah obat bekerja sesuai tujuan dan kondisi pasien membaik?
  • Mendeteksi Efek Samping: Menanyakan keluhan pasien yang mungkin merupakan efek samping obat.
  • Menentukan Kebutuhan: Apakah semua obat yang diberikan masih diperlukan? Terkadang, obat dapat dihentikan jika kondisinya sudah terkontrol.
  • Penyesuaian Dosis Berdasarkan Kondisi Ginjal/Hati

Ginjal dan hati adalah organ vital yang berperan besar dalam metabolisme dan eliminasi obat dari tubuh. Jika fungsi organ ini terganggu, obat dapat menumpuk dalam sistem, menyebabkan toksisitas. Oleh karena itu, penyesuaian dosis berdasarkan kondisi ginjal/hati adalah krusial.

  • Fungsi Ginjal: Banyak obat diekskresikan melalui ginjal. Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (misalnya, gagal ginjal kronis), dosis obat perlu dikurangi untuk mencegah akumulasi. Pemantauan nilai kreatinin dan clearance kreatinin sangat penting untuk memandu penyesuaian ini.
  • Fungsi Hati: Hati bertanggung jawab atas metabolisme banyak obat. Pada pasien dengan gangguan fungsi hati (misalnya, sirosis hati), dosis obat tertentu mungkin perlu disesuaikan atau bahkan dihindari sama sekali. Pemantauan enzim hati dan status klinis hati sangat diperlukan.
  • Memantau Interaksi Obat yang Merugikan

Interaksi obat yang merugikan terjadi ketika efek satu obat diubah oleh keberadaan obat lain, makanan, atau suplemen. Interaksi ini bisa meningkatkan atau menurunkan efek obat, atau bahkan menciptakan efek samping yang sama sekali baru.

Tim medis, terutama apoteker klinis, memiliki peran vital dalam mengidentifikasi potensi interaksi ini. Mereka akan mempertimbangkan:

  • Interaksi Obat-Obat: Misalnya, pengencer darah dan NSAID dapat meningkatkan risiko perdarahan.
  • Interaksi Obat-Makanan: Contohnya, warfarin dan makanan kaya vitamin K.
  • Interaksi Obat-Penyakit: Obat tertentu mungkin dikontraindikasikan pada kondisi medis tertentu.